Kiprah Trisya Suherman dan Apiknya Rencana Kolaborasi Ratusan Profesional di Forsa IKN

Kiprah Trisya Suherman dan Sinergitas Forsa IKN di Bawah Komando Ariasa Supit


Hainusantara.com - Masa depan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memang tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik semata. Lebih dari itu, ada elemen-elemen penting yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah dan swasta.

Salah satu tokoh sentral dalam upaya kolaboratif ini adalah Trisya Suherman, SE, CWC, Dipl Cidesco SPA, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Forsa IKN. Bersama dengan timnya, ia memainkan peran strategis dalam merumuskan kebijakan investasi yang tidak hanya berkelanjutan, tapi juga inklusif dan berdampak positif bagi masyarakat.

Trisya, yang sudah lama berpengalaman di dunia bisnis, memahami betul bahwa pembangunan ibu kota baru tidak dapat dilakukan secara parsial. Banyak pihak yang harus dilibatkan untuk memastikan bahwa semua proses berjalan lancar dan menghasilkan manfaat jangka panjang.

Menurutnya, kolaborasi konstruktif antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci utama keberhasilan pembangunan ini. Trisya percaya bahwa pembangunan bukan hanya tentang angka investasi, tapi juga tentang bagaimana investasi tersebut dapat menghasilkan dampak positif secara sosial dan ekonomi.

Bayangkan ini: membangun sebuah ibu kota baru di tengah hutan Kalimantan bukanlah pekerjaan mudah. Ada tantangan besar dari segi infrastruktur, perencanaan kota, hingga keberlanjutan lingkungan.

Tapi Trisya, bersama tim Forsa IKN dan Ketua Umum Ariasa Supit, mengedepankan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan. Mereka tahu bahwa keberhasilan IKN bukan hanya soal gedung-gedung megah, tapi juga tentang menciptakan ekosistem di mana masyarakat setempat dapat berkembang, bisnis dapat tumbuh, dan semua pihak merasa terlibat dalam proses.

Kiprah Trisya Suherman dan Sinergitas Forsa IKN di Bawah Komando Ariasa Supit

Salah satu kunci sukses yang dipegang teguh oleh Trisya adalah investasi berkelanjutan. Apa maksudnya? Ia percaya bahwa setiap dana yang ditanamkan ke dalam pembangunan IKN harus berdampak jangka panjang, tidak hanya dari segi profit, tapi juga dari sisi manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Investasi berkelanjutan itu bukan cuma soal uang. Ini soal bagaimana kita bisa menciptakan dampak sosial yang positif dan merata," katanya suatu kali dalam sebuah diskusi terbuka dengan komunitas pengusaha.

Kalimat ini terdengar sederhana, tetapi penuh makna. Setiap langkah yang Trisya ambil selalu didasarkan pada nilai-nilai inklusivitas dan keberlanjutan.

Salah satu contoh nyata yang bisa kita ambil dari kiprah Trisya di Forsa IKN adalah usahanya menjalin kemitraan dengan Deputi Otorita IKN, Dr. Ir. Danis Sumalaga, MEng. Sc. Mereka sering duduk bersama, berdiskusi tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam proses pembangunan ibu kota ini.

Mereka tak ragu untuk memetakan peluang-peluang yang ada, mengidentifikasi risiko, dan bersama-sama mencari solusi. Ini semacam kolaborasi strategis yang jarang terlihat di proyek-proyek besar seperti ini. Biasanya, sektor swasta dan pemerintah cenderung bekerja di jalur masing-masing, namun di sini, ada sinergi yang kuat yang dibangun.

Menariknya, tidak semua orang sadar bahwa membangun sinergi ini bukan tanpa tantangan. Ada kalanya, Trisya dan tim harus berhadapan dengan hambatan regulasi, kurangnya koordinasi antar sektor, dan bahkan masalah birokrasi yang memperlambat proses. Di sinilah peran Trisya sebagai jembatan menjadi sangat penting.

Dengan kepemimpinannya yang tenang namun tegas, ia mampu menghadapi tantangan-tantangan ini dengan solusi-solusi inovatif. Dalam sebuah wawancara, Trisya mengungkapkan bahwa kunci dari keberhasilan adalah keterbukaan dan komunikasi efektif. Ia terus mendorong agar semua pihak terlibat dalam diskusi, memberikan pandangan, dan mendengarkan satu sama lain.

Namun, membangun sebuah IKN bukan hanya tentang mengatasi tantangan teknis. Ada juga elemen keberlanjutan sosial dan lingkungan yang harus diperhatikan. Trisya, dengan visi yang jelas, selalu menekankan bahwa pembangunan IKN harus inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Banyak yang bertanya-tanya bagaimana caranya memastikan ibu kota baru ini tidak hanya modern, tapi juga ramah bagi semua kalangan. Bagi Trisya, jawabannya sederhana: melibatkan semua pihak. Dengan demikian, setiap langkah yang diambil memiliki landasan yang kuat dan jelas.

Forsa IKN, di bawah kepemimpinan Trisya dan Ariasa, juga fokus pada mendorong partisipasi pelaku usaha lokal. Mereka tidak ingin pembangunan ini hanya didominasi oleh investor besar, tetapi juga melibatkan pengusaha kecil dan menengah.

"Kami ingin menciptakan kesempatan bagi semua orang untuk berkontribusi," ujar Trisya dalam sebuah forum.

Hal ini menunjukkan betapa inklusifnya pendekatan yang mereka terapkan. Dengan melibatkan pengusaha lokal, Forsa IKN berusaha memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari pembangunan ibu kota baru ini.

Pada akhirnya, yang paling mengesankan dari kepemimpinan Trisya Suherman adalah komitmennya yang tulus. Ini bukan sekadar proyek biasa bagi dirinya, melainkan sebuah misi untuk masa depan bangsa. Ia berani bermimpi besar, tetapi juga cukup realistis untuk mengakui bahwa perjalanan ini tidak akan mudah.

Ada saat-saat di mana segalanya terasa lambat, dan mungkin terasa seperti mimpi besar ini terlalu jauh untuk dicapai. Tapi di sinilah letak kehebatan Trisya—ia selalu mampu melihat cahaya di ujung terowongan, dan dengan sikap optimistis, ia terus mendorong agar semua pihak bisa bekerja bersama demi masa depan yang lebih baik.

Jadi, ketika kita berbicara tentang pembangunan IKN Nusantara, kita tidak hanya berbicara tentang gedung-gedung pencakar langit, tetapi juga tentang manusia-manusia hebat di balik layar yang bekerja keras setiap harinya untuk mewujudkan visi besar ini.

Trisya Suherman adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Dengan keberanian, visi, dan kemampuannya dalam membangun kolaborasi, dia telah membuka jalan bagi sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Dan akhirnya, kita bisa belajar banyak dari perjalanan Trisya ini—bahwa terkadang, hal terpenting dalam sebuah pembangunan bukanlah kecepatan atau besarnya investasi yang masuk, tapi seberapa baik kita bisa bekerja sama. Itulah kunci sebenarnya untuk masa depan IKN yang lebih cerah.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال